ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH. . . . . !!!

Welcome my Blog's

Selasa, 03 Agustus 2010

Do'a dikala ragu akan dirinya...:)

Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amin... Ya Rabbal 'Alamin

MAKKAH INDONESIA

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu negara dari sekian negara yang ada di bumi ini yang didirikan bukan atas konsep 'bismi robbik' (atas nama Robb). Anda bisa ceck dan receck dalam proklamasi NKRI yang dibacakan oleh proklamator mereka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang lalu. Adakah untaian basmalah terdapat di sana? Itu jika kita memandang dari titik awal keberadaan RI.

Padahal suatu syarat yang mutlak tatkala seorang muslim itu bergerak, maka ia harus mengawali gerakan itu dengan konsep basmalah. Apalagi kita sedang berbicara masalah negara. Suatu sistem pergerakan yang tidak kecil. Suatu sistem yang membawahi hajat hidup orang banyak. Satu saja langkah negara yang salah maka seluruh warga negara tsb akan menanggung akibatnya.

Kemudian sudah menjadi kesepakatan jumhur ulama bahwa sesuatu yang diawali dengan kesalahan pasti akan menghasilkan result (produk) yang salah. Maka perhatikanlah produk-produk republik sekarang, apakah ada satu diantaranya yang haq (benar)? Jawabannya adalah sama sekali TIDAK ADA satu pun produk mereka yang haq, baik yang bersifat materi (kebendaan) atau non-materi (bukan kebendaan). Bila anda bisa membaca (iqro) maka akan anda temukan banyak sekali bukti yang nyata yang membuktikan pernyataan di atas.

Dalam al Baqoroh : 256 anda akan menemukan hanya ada dua saja sistem yang Alloh berlakukan di muka bumi, yaitu sistem al haq dan sistem al bathil. Jika kita mendapatkan suatu sistem tidak berdiri di atas kebenaran (tegaknya tidak atas nama Robb), maka dapat dipastikan bahwa sistem tersebut adalah BATHIL/batal/salah/gugur/tidak layak ada!!!

Lalu jika kita lihat dari proses atau kinerja setelah RI itu ditegakkan, atas dasar kebathilan, kemudian mereka pun mencari suatu aturan main dalam kehidupannya. Maka terpilihlah atas dasar hawa nafsu mereka PANCASILA dan UUD 45 sebagai HUKUM yang mengikat kehidupan seluruh warga negaranya. Padahal secara nyata Alloh memperingatkan hukum apa yang lebih baik dari HUKUM PRODUKSI ALLOH. Tapi para budak dunia itu tiada menghiraukannya. Mereka pun berjalan dalam kegelapan yang mereka cipakan sendiri. Dalam Q. S. al Maidah : 44, 45, 47 anda akan temukan suatu title-title baru bagi mereka yang berhukumkan bukan kepada hukum Alloh. Ialah kafir, dzolim dan fasiq -lah gelar-gelar (sebutan) yang pantas bagi mereka.

Karena perkara HUKUM adalah hanya hak Alloh semata sebagai ROBB, maka barang siapa yang menandingi hukum Alloh tsb pada hakekatnya telah memproklamirkan diri sebagai robb tandingan Alloh. Jelas tindakan kriminal ini di dalam Islam dikategorikan dalam Bab Musyrik yaitu sub-bab Musyrik Rubbubiyah. Jadi RI adalah suatu sistem tata negara yang musyrik rubbubiyah dan mengajarkan (memaksa) seluruh warga negaranya untuk juga berlaku musyrik rubbubiyah.

Kemudian masih di dalam proses kerjanya, kita tengok sejenak sekarang program kerja yang telah mereka gariskan sebagai program negara. Pernahkah anda melihat sebaris saja untaian kalimat yang menggambarkan bahwa NKRI itu memiliki program jangka panjang untuk menegakkan kembali Sistem Kholifah di muka bumi? Jawabannya kembali NOL BESAR, tidak ada

Padahal masih terngiang di telinga kita ketika Rosululloh mengatakan bahwa haram bagi setiap muslim bila mereka tidak hidup terpimpin. Dan sistem kepemimpinan tertinggi dalam Islam adalah Sistem Kholifah di atas manhaj Nubuwwah. Maka setiap muslim di mana pun mereka berada, harus memiliki inisiatif (keinginan/niat) untuk membangun kembali sistem kholifah tsb dimulai dari sesaat setelah sistem kholifah Turki Utsmani itu dihancurkan tahun1924 oleh pemerintahan sekuler kamal artaturk.

Kembali, karena masalah kepemimpinan itu adalah hanya wewenang Alloh sebagai seorang MALIK yang menentukan formatnya (yaitu harus Sistem Kholifah). Maka barang siapa mendirikan suatu sistem kepemimpinan tetapi tidak memiliki tujuan untuk mendzohirkan kembali Sistem Kholifah di atas Manhaj Nubuwwah, maka mereka itu tergolong ke dalam mulkan jabariyah atau mulkan adhon (dari al Hadits). Yang tiada lain ingin menyaingi eksistensi Mulkiyah Alloh di muka bumi. Maka mereka itu tergolong kepada orang-orang yang mempersekutukan Alloh di dalam bab Mulkiyah, sehingga masuklah mereka beserta para pengikutnya ke dalam golongan orang yang Musyrik Mulkiyah.

Satu lagi jika kita tengok di dalam bab Peng-abdi-an diri. Kita ketahui bersama bahwa bagaimana RI itu bersusah payah agar seluruh warga negaranya hanya memiliki monoloyalitas yaitu hanya kepada thogut pancasila & uud 45 saja. Seluruh aktivitas hidup dan kehidupan seyogyanya dicurahkan dalam rangka pengabdian diri kepada negara, maka ada istilah abdi negara dan abdi masyarakat. Padahal sudah di bahas di muka bahwa negara yang dimaksud adalah bukan negara Alloh, dan masyarakatnya pun bukan umat Alloh. Maka proses loyalitas mereka itu menghantarkan mereka ke dalam lembah kemusyrikan lagi. Kali ini adalah kemusyrikan di dalam bab Uluhiyah. Maka tidak terlalu berlebihan kitanya kami pun menyebut mereka dengan golongan orang-orang yang musyrik uluhiyah.

Naudzubillahi min dzalik, lengkap sudah kemusyrikan yang diraih oleh NKRI dihadapan Alloh. Ketiga prestasi itu adalah: Musyrik Rubbubiyah, Musyrik Mulkiyah dan Musyrik Uluhiyah. Maka masih tampak indahkah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dihadapan anda???
-----------

Antara Kebenaran dan Dusta

Suatu hari ketika 'Ali sedang berada dalam pertempuran, pedang musuhnya patah dan orangnya terjatuh.'Ali berdiri di atas musuhnya itu, meletakkan pedangnya ke arah dada orang itu, dia berkata : "Jika pedangmu berada di tanganmu, maka aku akan lanjutkan pertempuran ini, tetapi karena pedangmu patah, maka aku tidak boleh menyerangmu."

"Kalau aku punya pedang saat ini, aku akan memutuskan tangan-tanganmu dan kaki-kakimu," orang itu berteriak balik. "Baiklah kalau begitu," jawab 'Ali, dan dia menyerahkan pedangnya ke tangan orang itu."Apa yang sedang kamu lakukan", tanya orang itu kebingungan."Bukankah saya ini musuhmu?" Ali memandang tepat di matanya dan berkata, "Kamu bersumpah kalau memiliki sebuah pedang di tanganmu, maka kamu akan membunuhku. Sekarang kamu telah memiliki pedangku, karena itu majulah dan seranglah aku".

Tetapi orang itu tidak mampu. "Itulah kebodohanmu dan kesombongan berkata-kata," jelas 'Ali. "Di dalam agama Allah tidak ada perkelahian atau permusuhan antara kamu dan aku. Kita bersaudara. Perang yang sebenarnya adalah antara kebenaran dan kekurangan kebijakanmu. Yaitu antara kebenaran dan dusta. Engkau dan aku sedang menyaksikan pertempuran itu. Engkau adalah saudaraku. Jika aku menyakitimu dalam keadaan seperti ini, maka aku harus mempertanggungjawabkannya pada hari kiamat. Allah akan mempertanyakan hal ini kepadaku."

"Inikah cara Islam?" Orang itu bertanya."Ya," jawab 'Ali, "Ini adalah firman Allah, yang Mahakuasa, dan Sang Unik." Dengan segera, orang itu bersujud di kaki 'Ali dan memohon, "Ajarkan aku syahadat."Dan 'Ali pun mengajarkannya, "Tiada tuhan melainkan Allah. Tiada yang ada selain Engkau, ya Allah."

Hal yang sama terjadi pada pertempuran berikutnya. 'Ali menjatuhkan lawannya, meletakkan kakinya di atas dada orang itu dan menempelkan pedangnya ke leher orang itu. Tetapi sekali lagi dia tidak membunuh orang itu. "Mengapa kamu tidak membunuh aku?" Orang itu berteriak dengan marah. "Aku adalah musuhmu. Mengapa kamu hanya berdiri saja?" Dan dia meludahi muka 'Ali. Mulanya 'Ali menjadi marah, tetapi kemudian dia mengangkat kakinya dari dada orang itu dan menarik pedangnya. "Aku bukan musuhmu", Ali menjawab. "Musuh yang sebenarnya adalah sifat-sifat buruk yang ada dalam diri kita. Engkau adalah saudaraku, tetapi engkau meludahi mukaku. Ketika engkau meludahi aku, aku menjadi marah dan keangkuhan datang kepadaku. Jika aku membunuhmu dalam keadaan seperti itu, maka aku akan menjadi seorang yang berdosa, seorang pembunuh. Aku akan menjadi seperti semua orang yang kulawan. Perbuatan buruk itu akan terekam atas namaku. Itulah sebabnya aku tidak membunuhmu."

"Kalau begitu tidak ada pertempuran antara kau dan aku?" orang itu bertanya. "Tidak. Pertempuran adalah antara kearifan dan kesombongan. Antara kebenaran dan kepalsuan". 'Ali menjelaskan kepadanya. "Meskipun engkau telah meludahiku, dan mendesakku untuk membunuhmu, aku tak boleh." "Dari mana datangnya ketentuan semacam itu?" "Itulah ketentuan Allah. Itulah Islam."

Dengan segera orang itu tersungkur di kaki 'Ali dan dia juga diajari dua kalimat syahadat.

-- ** --

Istiqomah please!!

“semoga istiqomah yah..”kata seorang teman ketika mendapati saya mulai belajar memakai jilbab. Saat itu saya ga tau artinya isiqomah itu apa, yang saya tau istiqomah adalah nama sebuah mesjid di jalan citarum, dan di dekat situ ada warung nasi timbel favorit saya. hehehe..

Semoga istiqomah. dua kata yang sering kita dengar dari sahabat, teman, atau siapapun yang respect sama kita. Saking seringnya, saya sering menanggapinya dengan biasa saja, paling menjawab “makasi..” atau “amiin”, tapi taukah teman istiqomah adalah sesuatu yang sangat mahal harganya, lebih sulit menjaga keistiqomahan daripada mendapatkan keistiqomahan itu.

Dulu ketika SMP, saya mempunyai sahabat, sebut saja Deani(nama sebenarnya), ya namanya satu huruf berbeda dengan nama saya, kemana-mana kita sering bersama, tak jarang ia main ke rumah, keluarganya telah mengenal saya, dan keluarga saya pun mengenalnya dengan baik (hehehe..kaya ke calon suami aja ya), jadilah Deani dan Diani sepasang sahabat yang sangat akrab, dimana ada Deani disitu ada Diani, dimana ada Diani disitu ada semut (orangnya manis sih kaya gula..)hoho..maap, maap. Day by day, tidak terasa 3 tahun berlalu, saya dan Deani melanjutkan ke SMA yang berbeda, persahabatan kami pun tidak seperti dulu lagi dikarenakan jarak dan waktu yang tidak memungkinkan.

Di SMA saya punya teman-teman baru, tapi tidak ada yang cerewet namun solider seperti Deani, dan suatu hari saat saya pulang sekolah di depan sebuah swalayan, ada seseorang yang memanggil-manggil saya, “Dianiii..”teriak seorang cewe di tengah keramaian, saya pun segera menoleh ke arah suara tadi, tapi yang saya liat hanya seorang perempuan berjilbab putih mendekati saya, “siapa nih, ko kaya familiar??”tanya saya dalam hati sambil berusaha mengingat-ngingat.

“Deaaa???!!”sontak saya kaget. “Iya. Diani, kemana aja?”tanya Deani sambil cipika-cipiki, “iya nih jarang ketemu ya sekarang, waah..dea pake jilbab nih sekarang, jadi makin cantiik..”ya memang dia makin cantik, wajahnya makin terlihat bersih. “Iya nih, sejak SMA dea pake jilbab”jawab Dea dengan semangat, “Ooh..”jawab saya datar tanpa tertarik sedikitpun. Setelah berbincang-bincang cukup lama, kami saling bertukar nomor hp, dan pamitan. Saya pun melanjutkan perjalanan pulang, saya masih tidak percaya Deani memakai jilbab, saya mengenal siapa Deani, “ah, rasa-rasanya dulu Deani sama gilanya sama saya, ko bisa ya sekarang pake jilbab, jilbabnya rapih lagi..”tanya saya dalam hati penuh penasaran. Tapi jauh di dalam lubuk hati saya, ada rasa kagum dan salut pada Deani, kapan ya saya bisa seperti Deani??ah. entahlah..saya pun tidak memikirkannya terlalu serius.

Tiga tahun pun berlalu, sejak pertemuan di depan swalayan itu, saya tidak pernah bertemu lagi dengan Deani, saya pun tidak tau ia kuliah dimana sekarang.
Suatu hari, saya sedang jalan-jalan dengan adik saya, “Teh, lapaar..”rengek adik saya sambil mengajak ke restoran fastfood yang ada di sekitar situ,

Fiuhh..ya sudahlah saya penuhi permintaan adik saya itu. Sambil menunggu makanan datang, saya duduk-duduk sambil melihat ke sekeliling restoran itu, dan saya kaget disana ada seorang perempuan, wajahnya familiar sekali, saya pun mendekatinya, “Eh, deani ya??”tebak saya ragu-ragu, “E..eh..i..iya, diani ya?”jawab Deani tak kalah kagetnya dengan saya, “Hmm..udah lama kerja disini dey?”tanya saya yang entah kenapa langsung canggung, “lumayan, sejak lulus SMA, dea mau kerja dulu, baru deh nanti kuliah..” jawab Deani yang juga keliatan canggung. “Oo..gitu ya..wah, subhanallah ya”ada rasa salut pada Deani, namun ada pertanyaan besar yang ingin saya tanyakan pada Deani, pertanyaan yang mungkin tadi membuat saya dan Deani sama-sama canggung.

“Kemanakah jilbabmu yang dulu rapih itu dey?”namun pertanyaan ini hanya sebatas dalam tenggorokan, tidak saya lontarkan. Kami tidak berbincang terlalu lama, karena Deani harus kembali bekerja. “Aah, apa karena tuntutan pekerjaan kah ??”sesal saya dalam hati.

Sekarang boleh kita berjilbab, boleh kita solat 5 waktu, boleh kita puasa senin pahing kamis wage (loh??), tapi minggu depan? bulan depan? taun depan?who knows?who can guarantee??rasanya sulit jika tanpa keistiqomahan, tanpa keistiqomahan mungkin saya udah terjun ke dunia sinetron(iya, perannya jadi pembantu rumah tangga cocok!!hehehe)

Semenjak saat itu saya memahami penting arti sebuah keistiqomahan.
Sesuatu yang sangat mahal harganya kawan.



-----------
Diani Chandra

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

Arti Cinta...

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan yang hangat yang muncul ketika saya bersender di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa kenalan dan bercumbu, sampai sekarang, dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus mengakui, bahwa saya mulai merasa lelah dengan semua ini, alasan2 saya mencintainya pada waktu dulu, telah berubah menjadi sesuatu yang melelahkan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif dan berperasaan halus, saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang menginginkan permen. Dan suami saya bertolak belakang dari saya, rasa sensitifnya kurang, dan ketidakmampuannya untuk menciptakan suasana yang romantis di dalam pernikahan kami telah mematahkan harapan saya tentang cinta.

Suatu hari, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, yaitu saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.

"Saya lelah, terlalu banyak alasan yang ada di dunia ini", jawab saya.

Dia terdiam dan termenung sepanjang malam dengan rokok yang tidak putus-putusnya. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang saya bisa harapkan darinya?

Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?"

Seseorang berkata, 'mengubah kepribadian orang lain sangatlah sulit' dan itu benar, saya pikir, saya mulai kehilangan kepercayaan bahwa saya bisa mengubah pribadinya.

Saya menatap dalam-dalam matanya dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan untukmu, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya. Seandainya, katakanlah saya menyukai setangkai bunga yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia berkata, " Saya akan memberikan jawabannya besok."

Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya melihat selembar kertas dengan coret-2an tangannya di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan :

Sayang, "Saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya kembali.

"Kamu hanya bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya saya bisa menolong untuk memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa masuk mendobrak rumah, membukakan pintu untukmu."

"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-2 baru yang kamu kunjungi, saya harus memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-2 pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di dalam rumah, dan saya kuatir kamu akan jadi "aneh". Saya harus memberikan mulut saya untuk menceritakan lelucon-2 dan cerita-2 untuk menyembuhkan kebosananmu."

"Kamu selalu menatap komputermu dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya sehingga ketika nanti kita tua, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Saya akan memegang tanganmu, menelusuri pantai, menikmati sinar matahari dan pasir yang indah, menceritakan warna-2 bunga kepadamu yang bersinar seperti wajah cantikmu."

Juga sayangku, saya begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Saya tidak akan mengambil bunga itu lalu mati."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur dan saya membaca kembali.

"Dan sekarang sayangku kamu telah selesai membaca jawaban saya, jika kamu puas dengan semua jawaban ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana dengan susu segar dan roti kesukaanmu?"

Saya segera membuka pintu dan melihat wajahnya yang penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti.

Oh, saya percaya, tidak ada orang yang pernah mencintai saya seperti yang dia lakukan dan mengetahui saya harus melupakan "bunga" itu sendiri.

Itulah hidup, atau boleh dikatakan, cinta, ketika seseorang dikelilingi dengan cinta, kemudian perasaan itu mulai berangsur-angsur hilang dan ketika kita mengabaikan cinta sejati yang berada diantara kedamaian dan kesepian.

Cinta menunjukkan berbagai macam bentuknya, bahkan dalam bentuk yang sangat kecil dan dangkal, atau bahkan tidak punya bentuk, bisa juga dalam bentuk yang tidak ingin kita ketahui.

Bunga, saat-saat yang romantis hanyalah bentuk awal dari hubungan. Diatas semua ini, pilar cinta sejati berdiri dan itulah kehidupan kita.

Air Mata ...

Begitu dingin sore ini, seharusnya aku dapat menuai senyuman dan tawa maupun canda di tempat ini. Tawa riang, mungilnya suara – suara yang menggemaskan. Hmmm, ternyata tetap saja tak mampu mengusir segala keresahanku. Senyuman mereka mungkin setidaknya dapat menghilangkan kepenatanku. Pertanyaan yang kritis tapi tetap polos, :) …......

Ku lihat langit mendung membingkis keindahan senja yang biasanya ada. Suasana begitu dingin dan sepi. Sementara sorak ramai mengusik sekitarku. Bak lagu Dewa “kosong....” Seketika aku tak dapat bernafas kala mengingat dan merasakan perasaan itu hadir lagi. Seperti badai angin yang begitu besar telah menghempas keras dalam dadaku. Sesak. Haruskah aku menangis lagi? Sementara bilik – bilik kerinduan tak akan cukup tertawarkan oleh itu. Ya Tuhan.. tolong aku.

Terkadang begitu ingin aku berlari, pergi sejauh mungkin dari keberadaanku saat ini, meninggalkan apapun yang ada di sini. Dan tak mau aku sisakan apa yang sudah aku lewatkan. Akan tetapi tak bisa, aku tak bisa. Semua terekam jelas pada bayangan dan ingatanku. Kenangan. Yah, itulah kenangan. Namun bukankah sikap meninggalkan sesuatu hal yang harus kita selesaikan, kita tuntaskan dan berpura tak peduli atau acuh itu hanya akan dilakukan oleh seorang pengecut / pecundang? . Ku rasa aku tidak mau memantaskan diriku dengan sebutan itu. Tidak, insya Allah tidak.

Kehidupan mempunyai jalur sendiri...
dimana ada hitam dan putih, dimana ada beragam warna yang mengentaskan segala asa dan rasa. Bagaimanapun bentuk dan rupa, kehidupan bersama ujian ada tugas dari-Nya. Tidaklah manusia diciptakan untuk juga menjalankan amanahnya? Semua adalah pemimpin mulai dari dan untuk dirinya maupun bersama. Dan dalam berbagai kehidupan ini ada bermacam pilihan, dimana keputusan dalam pilihan itu membawa resiko dan tanggung jawab. Yah, dan di situlah tanggung jawab penuhku sebagai manusia yang diciptakan-Nya, ku harus lebih paham. Aku tahu, aku tak punya kekuasaan apapun dalam kehendakku, karena aku bukan siapa -siapa di sini, bukan dunia yang kejam jika saja selalu kepahitan yang aku telan, Tuhan tidak akan mungkin mendzalimi hamba – hamba-Nya. Berfikir saja jika ada ujian dan cobaan karena Tuhan maukan kita lebih menjadi pribadi yang handal dan kuat , lebih kuat lagi dalam kehidupan. Insya Allah.

Namun memang, semua itu beratlah adanya untuk dijalankan. Keikhlasan, tak dapat kita lakukan dengan sekejap dan instan. Terkadang kesakitan dan luka – luka ini akan terbiarkan dengan berjalannya waktu hingga itu menjadi keikhlasan yang terurai dan menghambar bersama masa – masa yang berlalu dari hadapan kita.

Kadang aku berfikir saat aku benar - benar lelah dan tertekan ku coba berfokus pada keinginanku betapa inginya aku dapat lebih tulus untuk menjalankan semua ini, jika saja tiada tempat untukku melabuhkan kasih sayang dan cinta, bukankah ada Tuhan? Ada Allah SWT yang selalu ada untukku, walaupun tak mampu aku mengingkari aku butuh seseorang yang dapat berbagi suka duka denganku dengan ikatan yang halal.hmm ya ya ya,

Kondisi yang menekan sering menjadikan aku bersuara dalam hati “ biarkan saja yang menyakiti bersama hati dan hak mereka, dan inilah ujian kesabaran yang sebenarnya, bukankah ikhlas itu tak akan pernah kita ketahui dimana ujungnya karena itu rahasia Allah dan hamba-Nya yang telah diridhoi-Nya. Sekalipun memberikan yang terbaik, kadang tak kebaikan pula yang ku dapat, dan meskipun aku berusaha untuk menjaga dan mengamalkan kejujuranku dengan pengertian demi pengertian tapi ternyata masih ada dusta yang dapat melukaiku tanpa rasa peduli. Atau bahkan dapat menghancurkan utuhnya percayaku. Tak kan berhenti saja di situ, masih ada lagi, tetapi karena kasih sayang-Nya, cinta-Nya mengajarkan aku untuk memaafkan. Mungkin itulah kenapa aku merasakan betapa pedulinya aku pada jiwa – jiwa yang selalu saja menyakitiku. Mereka tak akan pernah tau, mungkin untuk sekarang, namun ku yakin sebuah kesabaran dengan sabar yang baik, itu pasti akan terasa. Bukankah aku pernah mengucap “ apapun yang dari hati, akan tersampai pula pada hati”. Rasanya memang kadang menyedihkan, karena aku seperti menghibur diriku sendiri, meleram keresahanku dan gelisahku. Padahal itu tak mudah. Bagaimana aku dapat berkata itu gampang? Jika saja aku selalu belajar dari apa yang telah aku dapatkan hari ini. Sementara semua juga butuh waktu untuk mencernanya, masya Allah walhamdulillah ala kuli hal.

Aku dapat menangis, karena aku manusia, tentu saja tambahannya karena aku ini wanita.
Akan tetapi air mata bukan segalanya di atas pusara yang pedih ini.
Duka tak dapat menutup nestapa dan hampa.
Semua menjadikan aku belajar lebih bijaksana dalam segi sudut pandang pun juga pemahaman. Alhamdulillah.

Tuhan Maha Adil, Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan Dia selalu mempunyai cara untuk menyampaikan kecintaan-Nya kepada hamba-Nya.

Ujian yang besar, mungkin dapat mengahncurkan segala impian, tapi bukankah bisa saja apa yang tidak kita sukai itu adalah pesan kasih sayang-Nya, dan apa yang kita sukai dan kita bisa sakit di dalamnya itu pun karena Tuhan juga tak ingin kita menemukan kesalahan yang sama. Selalu ada cinta dari-Nya dalam bentuk apapun yang Ia suguhkan pada kita. Allahu Akbar..., betapa dahsyatnya rasa ini.

Dari sisa kehancuran itu, ku berfikir bahwa Tuhan akan menciptakan seseorang yang “besar” yang tegar, dan yang kuat, dan itulah pilihan-Nya, wallahu Alam. Memang pedih di saat kita butuh seseorang yang mampu menopang kita dalam kerapuhan namun itu tidak ada, atau bahkan mereka tak peduli pada kita, tapi mungkin juga dari situ aku juga merasa, bahwa aku ini milik Dia seutuhnya. Tuhan pun selalu merindukan kita yang merintih meminta dan berdoa hanya pada-Nya. Terkadang tak jarang prasangka curiga mampir dalam hati, tapi setelahnya, ku coba berbalik lagi berkata pada hatiku sendiri, perlahan ku kikis serabut hitam dalam hulu putihku, dan belajar bertahan untuk lebih percaya,
“ sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, sesudah kesulitan adan kemudahan” Subhannallah.., Walhamdulillah.

Tiada yang berkurang sampai hari ini, bagi jiwa – jiwa yang pernah mengahncurkanku, yang sempat menghempaskan aku dalam jurang yang paling.....dalam, sekalipun hantaman keras itu membuat hatiku membiru karena kepalsuan, dan membuat aku terbaring lemah dalam panjangnya kebisuan, Sungguh Maha Besar Allah yang telah memberikan kasih sayang dan pengertian yang tulus padaku. Hingga aku dapat mengatakan “ dan karena cinta itu memaafkan..., menerima, mengsisi, dan juga mengerti”

Sekarang mungkin lebih tepatnya adalah untuk bersyukur, bahwa aku.. ataupun kita dapat mencintai, dan tak dapat membenci seseorang yang kita sayangi walau itu sungguh terasa sakit.

Sakit dalam mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah bukti kesungguhan dari hati dan nurani yang mau mengerti dan memahami. Mungkin terasa pedih bak luka yang tersiram oleh air garam yang asin, ….......sakit. Perih sekali. Akan tetapi itulah kejujuranku, itulah hatiku, itulah nuraniku, jangan pernah salahkan perasaan yang putih ini. Inilah kesiapan, dan kebersediaan untuk rasa itu, mencintai. Mencintai membuat kita belajar dewasa dan mengerti. Hanya akan ada jiwa dan yang tulus yang dapat mengerti..., ketika pengertian itu tak berpihak padanya, ketika harus sabar dalam keinginannya, saat terpaksa untuk menunggu ketika semua tak dapat dilakukan dengan cepat dan segera, dan kala dapat melihat kesalahan dan suatu permasalahan dari berbagai sisi dengan beberapa penilaian yang telah ia ambil bersama pertimbangan – pertimbangan yang matang, insya Allah.

Aku selalu berharap pada-Nya, semoga tulus ini tidak akan pernah usang karena bala dan derita yang ada, biarkan selalu mekar dalam kegersangan. Dalam air mata ku bahagia, aku sangat bahagia, karena aku dapat mencintainya, mereka, dan aku dapat mengasihi semua jiwa yang pernah melukai dan mencaci, begitu dan betapa mereka itu adalah berharga. Lebih dari harta dan intan permata.

Ku tutup lembaran ini, dengan lirihnya doa ku dalam hati, ku seka perlahan air mata yang sedari tadi kupertahankan untuk tetap dalam kelopaknya.

Ya Allah..., Tuhanku, Sungguh tiada daya dan upaya melainkan dari Rahmat-Mu, dan Pertolongan-Mu.
Sayangi mereka ya Tuhan..., ketika kasih sayangku tak dapat tersampaikan dalam kejauhan mereka sat ini berada,
Jaga mereka untukku, ketika penjagaanku tak mampu melewati batas jarak ruang dan waktu..
dan Cintai mereka, ketika aku nanti tak mampu untuk mencintai lagi di dunia ini.....
Amien.....,



Ratih Septiana